WELCOME TO MY BLOG

enjoying with my blog! have fun


Minggu, 25 April 2010

jakarta menggila (contoh berita)

Ketinggian Air Ciliwung Tetap, Pengungsi Bertambah
Kamis, 5 Februari 2009 - 20:00 wib (okezone.com)

JAKARTA - Ketinggian air Sungai Ciliwung bertahan pada titik 780 cm melampui batas normalnya 700 cm karena tingginya curah hujan di wilayah Bogor.

Akibatnya jumlah pengungsi korban banjir di kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, terus bertambah. Jumlah pengungsi yang mengeluhkan sakit juga naik menjadi 156 jiwa.

Jumlah pengungsi tercatat meningkat jadi 1.120 jiwa dari sehari sebelumnya, yakni 960 jiwa. Para pengungsi tersebar di beberapa tempat. Seperti eks Bioskop Nusantara (80 KK, 370 jiwa), Asrama Hermina (16 KK, 75 jiwa), Masjid At'tawabin (22 KK, 170 jiwa), dan ruko Jalan Jatinegara Barat RW 03 (12 KK 70 jiwa).

Para pengungsi juga menempati bangunan PTDI (13 KK, 60 jiwa), perumahan warga RW04 (60 KK, 200 jiwa), Ruko Viktoria Gg. 11 RW 02 ( 15 KK, 75 jiwa), pos RW 07 (8 KK, 30 jiwa), Masjid Ruhul Islam (12 KK, 40 jiwa), dan Musala Khairul Aham ( 7 KK, 30 jiwa).

Menurut petugas kesehatan Puskesmas Jatinegara dr Sri Harumini, dari 156 pengungsi yang mengeluhkan sakit paling banyak berasal dari kalangan anak-anak. Sebanyak 125 anak-anak di bawah lima tahun paling dominan mengeluhkan batuk pilek dan panas.

"Dua diantaranya sudah di rujuk ke RS Budi Asih karena panas tinggi dan diare," ungkapnya di Jakarta, Kamis (5/2/2009).

Kedua anak dari Kampung Pulo yang dirujuk ke RS itu adalah Ishak Maulana (3) dan Naya (1). Keduanya dilarikan ke RS untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan perawatan maksimal secara cuma-cuma.(ful) (Isfari Hikmat/Sindo/lsi)




Pengungsi Banjir Terus Bertambah Jadi 1.813 Jiwa
Kamis, 5 Februari 2009 - 15:20 wib (okezone.com)
JAKARTA - Walaupun hanya dua kawasan saja yang tergenang banjir, namun jumlah pengungsi bertambah hingga 1.813 jiwa. Jumlah ini berdasarkan data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) DKI Jakarta, hari ini.

Jumlah ini menunjukkan peningkatan dari Rabu 4 Februari yang berjumlah 1.608 jiwa dan Selasa 3 Februari dengan 1.636 pengungsi.

Terdata, Kamis (5/2/2009), banjir di Jakarta Selatan ada di Bukit Duri RT 11 & 15 RW 10, setinggi 10 Cm dan jumlah pengungsi 684 jiwa mengungsi ke kantor kelurahan Bukit Duri. Lalu di RT 1-5, RT 10 di RW 12 setinggi 20 Cm, Kebon Baru RT 10 RW 10 setinggi 20 Cm, Pejaten Timur RT 5 RW 8 banjir mencapai 1 meter, lalu di Pondok Pinang RT 14-17 RW 5 genangan mencapai 15 Cm, RT 3-4 RW 8 genangan hanya 10 Cm.

Masih di Jakarta Selatan, tepatnya di Cipulir RT 7 RW 10 genangan juga setinggi 10 Cm. Selanjutnya di Jakarta Timur yakni Kampung Melayu RT 7, 9, 10, 13 RW 1, banjir mencapai 50 Cm menyebabkan 370 jiwa mengungsi di Bioskop Nusantara, lalu di RT 6-16 RW 2 banjir mencapai 1 meter dan 75 jiwa mengungsi di Ruko Victoria.

Sementara di RT 3, 10, 13-16 RW 3, banjir mencapai 100 Cm sehingga 30 orang harus tinggal sementara di Masjid Hairul Anam. Di RT 12, 13 RW 4 genangan 40 Cm dan pengungsi di ruko III mencapai 70 jiwa.

Banjir juga masih menggenangi RT 10, 11 RW 5 dengan ketinggian mencapai 30 Cm dan mengakibatkan 80 warga Kampung Melayu di RT ini mengungsi di PTDI. RT 1, 5, 8, 16, 17 RW 7, sebanyak 75 warga mengungsi di Asrama RS Hermina karena genangan setinggi 30 Cm. RT 4, 6, 14, 16 RW 8 dengan genangan 30 Cm memaksa 30 jiwa mengungsi di pos RW 7, 40 orang di Masjid Ruhul Islam, dan 200 orang mengungsi di perumahan warga RW 4.

Sedangkan di Bidara Cina RT 6 RW 5 genangan mencapai 10-20 Cm dan 20 jiwa mengungsi di Musala Raudhatul Ibadah, RT 14, 15 di RW 6 genangan setinggi 10-30 Cm dan 90 jiwa ditampung sementara di aula Bidara Cina, RT 5, 14-18 di RW 7 genangan 10-20 Cm, sehingga 79 jiwa ditampung di sekretariat RW 11. Masih di Jakarta Timur yaitu di Cawang RT 6, 7, 8 di RW 1 dengan genangan 10-20 Cm dan RT 9 RW 12 genangan hanya 10 Cm dan tidak ada pengungsi.

Sementara ketinggian air di Katulampa masih siaga tiga dengan tinggi 100 Cm, begitupun di Angke Hulu dengan 105 Cm dan Karet 450 Cm. Namun kondisi stabil terlihat di pintu air Pesanggrahan setinggi 80 Cm, Depok 170 Cm dan Manggarai 735 Cm dan Pasar Ikan 160 Cm.(hri)(Neneng Zubaidah/Sindo/uky)


370 Warga Kampung Melayu Masih Mengungsi
Kamis, 5 Februari 2009 - 12:16 wib (okezone.com)
JAKARTA - Sebanyak 370 jiwa warga Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara masih bertahan di penampungan eks Bioskop Nusantara Jatinegara karena rumahnya masih tergenang banjir.

Dari pantuan, ketinggian air di beberapa titik mulai surut namun belum stabil karena sewaktu-waktu naik kembali. Masih terlihat lumpur yang terbawa air banjir mengendap di rumah-rumah warga karena belum dibersihkan pemiliknya.

Hingga siang ini, ketinggian muka air di pintu air Manggarai menunjukan angka 760 cm, Depok 170 cm dan Katulampa 100 cm. Ketinggian air akan naik jika terjadi hujan besar di wilayah Bodetabek sehingga wilayah Jakarta kembali terendam.

Meski masih bertahan di pengungsian, warga mengaku batuan makanan dan sebagainya masih mencukupi. Bantuan datang di antaranya dari PMI dan sejumlah donatur.

Untuk mengatur kebutuhan para pengungsi, pengurus tempat penampungan membuat kupon sehingga pembagian makanan mudah dikoordinir. Semenatra PMI memberikan bantuan langsung dalam bentuk nasi bungkus yang dikirim dua sampai tiga kali sehari.

"Makanan di sini masih cukup. Pembagiannya juga teratur karena pengurus di sini membuat kupon," tutur Ny Yuyu, salah seorang pengungsi kepada okezone, Kamis (5/2/2009).

Dia menuturkan selain bantuan PMI, warga juga mendapat kiriman air bersih untuk keperluan sehari-hari dari PT Aertra Jakarta. Begitu juga dengan kebutuhan obat-obatan masih cukup tersedia.

Petugas Puskesmas Jatinegara dr Mutia mengatakan, persediaan obat-obatan juga memadai."Sampai saat ini sudah ada 23 orang yang mengalami gangguan kesehatan dan umumnya terserang sakit perut dan penyakit kulit," ungkap dr Mutia. (ram)

Hujan Terus Mengguyur, Pintu Air Manggarai Siaga III
Rabu, 4 Februari 2009 - 06:13 wib (okezone.com)
JAKARTA - Hujan deras yang mengguyur kawasan Jakarta sepanjang malam dan dini hari tadi membuat ketinggian air di Pintu Air Manggarai di atas batas normal, yaitu 790 cm. Normalnya, ketinggian air pada level 750 cm.

Karena itu, status Pintu Air Manggarai naik menjadi Siaga III sejak pukul 01.00 WIB tadi. "Jika hujan terus turun, maka kawasan rawan banjir seperti Kebon Baru, Petamburan, Tanah Abang, dan Karet akan terendam," ujar Agus, petugas Pintu Air Manggarai kepada okezone di Jakarta, Rabu (4/2/2009).

Dengan kondisi saat ini, kawasan langganan banjir seperti Kampung Melayu, Kampung Pulo, dan Bukit Duri sudah terendam banjir. Ketinggian air di ketiga lokasi tersebut sekira 0,5 meter. "Tapi tidak parah karena hanya hujan lokal. Tidak ada air kiriman dari Bogor," terangnya.

Dilaporkan ketinggian air di Bendungan Katulampa Bogor masih di ambang normal yaitu 70 cm dan Pintu Air Depok 155 cm. Sehingga untuk sementara Jakarta masih aman dari banjir kiriman. "Banjir memang sudah menggenangi tiga daerah di atas, tapi ketinggian airnya lebih rendah daripada banjir pada 14 Januari lalu," pungkasnya.

Kompos dan manfaatnya

BIOLOGI - KOMPOS
Share
Monday, September 14, 2009 at 11:13pm
Kompos
Kompos adalah material yang berbentuk seperti tanah gembur dengan bau yang segar, sebagai hasil dari dekomposisi bahan organic / bahan organic oleh microorganisme.

Manfaat Kompos :
1. Mengembalikan nutrisi ke tanah seperti material organic, fosfor, potassium, dan nitrogen serta mineral
2. mendukung pengendalian gulma dan pencegahan erosi
3. meningkatkan daya pegang air dan memperbaiki porositas tanah
4. meningkatkan kapasitas buffer tanah
5. menambahkan unsure hara macro dan mikro tanah
6. meningkatkan kapasitas pertukaran ion dalam tanah
7. meningkatkan keanekaragaman mikroba tanah
8. menekan pertumbuhan penyakit pada tanaman
9. menghemat penggunaan pupuk kimia
10. meningkatkan pertumbuhan plankton di tambak
11. media untuk filter biologis gas buang
12. mengurangi ongkos transportasi sampah
13. memperpanjang umur dan memperkecil masalah tempat pembuangan akhir (TPA)

Proses perubahan sampah jadi kompos
Sampah organic secara alami diurai oleh berbagai mikroba / jasad renik seperti bakteri, jamur, aktinomycetes, dsb. Proses penguraian berlangsung secara aerob / butuh oksigen. Senyawa-senyawa komplek diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbohidrat diolah jadi glukosa dsb. Senyawa-senyawa sederhana itu merupakan sumber makanan bagi mikroba sehingga mikroba akan bertambah jumlahnya dengan cepat. Secara alamiah saat penguraian berlangsung akan timbul panas dari reaksi kimia proses metabolisme sampah. Suhunya bisa mencapai 70 derajat celcius. Pencapaian suhu yang tinggi sangat penting untuk menjamin produk kompos bebas gulma dan bakteri pathogen seperti Escherichia colli. Dalam waktu kurang lebih 2 minggu komposter berada dalam fase thermofilik, dengan mikroba jenis thermofilik yang bekerja optimal di suhu 70 derajat celcius. Untuk menjaga kelangsungan hidup mikroba yang membantu proses pembuatan kompos, sampah perlu di bolak balik untuk melancarkan aerasinya / pertukaran udaranya.
Sampah juga perlu disiram air untuk menjaga kelembabannya, agar mikroba cukup air. Penyiraman tidak boleh berlebihan, karena akan menutup pori-pori sampah sehingga udara tidak dapat masuk. Kadar air dijaga 60% saja, tidak sampai menetes.

Sejalan dengan menipisnya ketersediaan makanan, pertumbuhan dan perkembangan mikroba juga menurun, sehingga suhunya perlahan-lahan menurun. Dalam fase ini kelompok mikroba yang dominant adalah mikroba mesofilik, yaitu yang hidup pada suhu dibawah 45 derajat celcius. Pada minggu ke lima dan keenam suhu menurun menuju suhu udara 30-32 derajat celcius. Saat itulah penguraian sampah menjadi materi yg relatif stabil yang disebut dengan kompos.

Untuk mendapatkan kompos yang halus perlu dilakukan pengayakan. Kompos yang kasar bisa dipakai sebagai starter / activator untuk pembuatan kompos skala rumah tangga, karena mengandung mikroba tanah.

Jadi pengomposan adalah proses peruraian sampah organic oleh mikroba menjadi bakteri yang stabil seperti humus dalam keadaan aerob dan dalam kondisi terkendali.

Faktor yang mempengaruhi pengomposan :
Pengomposan membutthkan lingkungan yang optimal untuk mempercepat prosesnya.
Factor yang mempengaruhi pengomposan :
1. perbandingan C dan N
Apapun jenisnya, sampah organic rumah tangga yg akan dikomposkan sebaiknya memiliki perbandingan unsure karbon (C) dan nitrogen (N) sebanyak 30. jika rasionya tinggi maka proses pengomposan akan berjalan lambat. Tapi jika rasionya rendah maka akan dihasilkan gas ammonia yang berbau menyengat sebagai pelepasan gas yang mengandung N. Unsur C bagi mikroba diperlukan sebagai sumber energi, unsure N dibutuhkan untuk perkembang biakkanya. Sampah hijau adalah sampah yang kandungan N nya tinggi, sedangkan sampah cokelat kandungan C nya tinggi. Dalam praktek pengomposan oleh karena kita sering memperhitungkan volume maka kita bisa mencampur sampah hijau dengan sampah cokelat dengan perbandingan 2:1.
Sampah hijau : sampah dapur, sayur-sayuran, buah-buahan, daun segar, potongan rumput, kotoran ternak.
Sampah cokelat : daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam padi, kertas kulit jagung, jerami.

2. kelembaban
kelembaban yang optimal sekitar 60%, kelembaban tersebut dapat dirasakan tangan yaitu seperti busa yang habis diperas airnya, basah tapi tidak menetes. Untuk menyiram kompos sebaiknya tidak menyiram menggunakan air yang mengandung kaporit / klorin. Jika kelembaban terlalu tinggi, ruang antar partikel sampah akan tertutup sehingga udara tidak bisa masuk, dann mengakibatkan aktivitas bakteri aerob terhambat, dan meningkatkan aktivitas bakteri anaerob yang mengakibatkan pembusukkan. Untuk mengatasi permasalahan terlalu tingginya kelembaban, kita bisa menambahkan serbuk gergaji.

3. aerasi
pengomposan dengan bakteri aerob memerlukan udara segar. Kurang lancarnya pertukaran udara akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas mikroba anaerob yang mengurai sampah secara lambat dan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk. Untuk memperlancar ketersediaan oksigen, sebaiknya dindind-dinding komposter diberi lubang. Seminggu sekali untuk komposter sampah kebun minimal diaduk / dibalik 1 kali, untuk komposter rumah tangga dengan keranjang takakura setiap memasukkan sampah baru harus diaduk.

4. suhu
proses pengompsan oleh mikroba akan menghasilkan energi dalam bentuk panas. Suhu optimal mikroba bisa bekerja dengan baik antara suhu 40-50 derajat celcius. Suhukomposter dalam 2 minggu pertama berada di atas 50 derajat celcius. Temperature akan menurun perlahan-lahan sejalan dengan menurunnya aktivitas mikroba.

5. pH / derajat keasaman
pada awal proses pengomposan kondisi pH cenderung menurun kearah asam karena pembentukkan asam organic sederhana. Beberapa hari kemudian pH akan naik agak basa, akibat adanya peruraian protein dan pelepasan ammonia. Kondisi yang terlalu asam kurang akan menghambat pemanasan suhu tumpukkan. Kondisi optimum pH adalah 7 atau diantara 5-8.

6. ukuran partikel
ukuran partikel akan mempengaruhi aerasi dan efektivitas luas permukaan partikel akan diuraikan oleh mikroba, semakin kecil ukuran, semakin luas bidang yang tersedia untuk diuraikan mikroba sehingga mempercepat pengomposan. Tapi ukuran partikel terlalu kecil juga akan menghambat pertukaran udara karena ruang antar partikel menjadi sempit.

7. ukuran wadah
ukuran ideal komposter adalah 1m x 1m x 1m. dengan ukuran ini dapat dipertahankan suhu dan kelembabannya, serta dapat memberi kesempatan udara segar masuk ke bagian tengah tumpukkan. Ada berbagai macam wadah yang bisa digunakan sebagai komposter. Untuk pembuatan kompos skala rumah tangga bisa menggunakan keranjang takakura yang dilengkapi bantalan berisi sekam padi atau sabut kelapa diletakkan bagian bawah serta diatas bahan yang dikomposkan untuk memberi ruang.
Gambar : (1) keranjang takakura, (2) komposter berjajar, (3) komposter dengan pemutar.

8.activator
berbagai mikroba secara alamiah telah ada dalam semua sampah organic yang dikomposkan, penggunaan activator hanya untuk mempercepat proses. Activator bisa berupa effectivitas microorganism yang diproduksi pabrik biasanya mengandung berbagai jenis bakteri genus Lactobacillus, Actinomycetes dan jamur Saccaromyces. Activator alami bisa digunakan kotoran ternak, kotoran ayam serta top soil (lapisan tanah paling atas yang gembur). Pada pengomposan skala rumah tangga dengan keranjang takakura aktoivator bisa berupa kompos yang sudah jadi, diisikan sepertiga bagian sebelum diberi bahan-bahan yang dikomposkan.

Bahan yang baik untuk dikomposkan : potongan rumput, daun-daunan, sisa tanaman, sisa makanan, kotoran ternak, jerami, bubuk kopi, serbuk gergaji, serbuk teh.

Bahan yang tidak baik untuk dikomposkan : daging, ikan, susu, lemak, keju, makanan yang berbahan susu, tulang, kotoran manusia kucing atau anjing, abu, ranting pohon, kaleng, plastic, materi yang mengandung limbah B3, kaca, tanaman yang bergulma, potongan kayu.

Tahap-tahap pengomposan :
1. Siapkan bahan coklat dan hijau dengan perbandingan 1 : 2, perkecil ukurannya
2. siapkan komposternya dengan melapisinya dengan kardus bekas . karung goni supaya udara masih bisa lewat celah-celah yang ada di dinding computer
3. siapkan activator berupa EM4/RM1 dan cairan gula merah (dari bahan ½ kg gula merah dilarutkan dalam 1 L air). Cairan gula merah berguna untuk mengaktifkan mikroba dalam EM4/RM1
4. aduk semua bahan hingga tercampur rata, kemudian siram dengan air yang sudah diberi aktovator. Untuk 10 kg bahan kurang lebih diperlukan activator EM4/RM1 sebnyk 1 tutup botol aqua + 1 tutup botol aqua cairan gula.
5. masukan dalam komposter dan tutup dengan tutup yang berpori seperti karung goni . kardus bekas
6. minimal seminggu sekali bahan yang dikomposkan dikeluarkan, dibolak-balik dan disiram air jika kelembabannya kurang, kelembabn dijaga tetap 60%.
7. pada minggu ke 7 atau ke 8 kompos diayak dan dipacking, kadar airnya sebaiknya masih 30%, dengan tanda digenggam tangan masih menggumpal.

Ciri-ciri kompos bagus : sudah matang
1. tidak berbau / berbau seperti tanah
2. warna hitam kehitaman
3. suhunya 30 derajat celcius
4. tidak menyerupai bahan awal
5. mengandung air kurang lebih 30%
6. jika dilarutkan dalam air air tetap relative jernih, tidak ada bahan yang mengambang

Gaya sentrifugal

Gaya sentrifugal

Gaya sentrifugal (lawan dari gaya sentripetal) merupakan efek semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar (sentrifugal berarti menjahui pusat putaran.
Latar belakang munculnya gagasan mengenai gaya sentrifugal
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada benda atau partikel tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Banyak sekali orang yang tergoda untuk menambahkan sebuah gaya yang arahnya menjahui pusat lingkaran, di mana peran gaya ini adalah mengimbangi gaya sentripetal. Besar gaya sentrifugal sama dengan besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal berlawanan dengan gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan gerak melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjahui pusat tersebut dinamakan gaya sentrifugal.
Alasan mengenai tidak adanya gaya sentrifugal
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I Newton, jika terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada benda tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjahui pusat, maka akan terdapat gaya total yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus. Kenyataan yang terjadi, benda tetap melakukan gerak melingkar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada gaya sentrifugal.







Pembuktian:
Hidup sering dimisalkan sebagai sebuah putaran. Di dalam putaran, terdapat gaya sentrifugal yang berusaha mendorong materi sejauh-jauh dari pusat putaran. Sedangkan gaya lainnya, sentripetal, merepresentasikan usaha mati-matian untuk menarik materik mendekati pusat putaran. Keduanya saling bertolak belakang dalam satu garis kerja gaya.
Materi yang terjebak di antara kedua gaya tersebut biasanya selalu ingin bergerak ke arah yang tegak lurus terhadap kedua gaya tadi. Akibatnya dia akan selalu berputar dan berputar terus dalam jebakan sentrifugal dan sentripetal yang saling menyeimbangi, seperti sebuah batu yang diikat tali dan diputar-putarkan.
Bila alur hidup kita sempat terjebak dalam kondisi seperti itu, dapat dibayangkan betapa monoton dan tersiksa menjalaninya. Bayangkan bila kita dalam posisi batu yang diikat dan diputar-putar dalam rentang waktu yang tidak kita ketahui sampai kapan.


Tetapi di luar itu, yang lebih menyakitkan adalah bila kita yang hanya bisa menyaksikan jalan hidup seseorang yang terjebak di antara sentrifugal-sentripetal sialan itu, tanpa kita juga bisa mengintervensi pergerakan itu. Betapa menyakitkan melihat orang dekat kita harus dalam posisi yang selalu berusaha berjalan atau bahkan berlari lurus tetapi sebenarnya dia hanya berputar-putar di tempat karena jeratan tak kasat mata.
Jeratan sentrifugal-senripetal ini kadang berada di luar kuasa kita. Karenanya kita tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kekuatan lebih besar yang mengendalikan gaya-gaya tersebut. Kekuatan tersebut mendisposisikan kuasanya melalui berbagai jalur. Nasib. Cobaan. Penyakit. Kanker.
Walaupun begitu, selama putaran tersebut masih berlangsung, tidak pernah ada yang tidak mungkin bisa mengubahnya.