WELCOME TO MY BLOG

enjoying with my blog! have fun


Minggu, 25 April 2010

Kompos dan manfaatnya

BIOLOGI - KOMPOS
Share
Monday, September 14, 2009 at 11:13pm
Kompos
Kompos adalah material yang berbentuk seperti tanah gembur dengan bau yang segar, sebagai hasil dari dekomposisi bahan organic / bahan organic oleh microorganisme.

Manfaat Kompos :
1. Mengembalikan nutrisi ke tanah seperti material organic, fosfor, potassium, dan nitrogen serta mineral
2. mendukung pengendalian gulma dan pencegahan erosi
3. meningkatkan daya pegang air dan memperbaiki porositas tanah
4. meningkatkan kapasitas buffer tanah
5. menambahkan unsure hara macro dan mikro tanah
6. meningkatkan kapasitas pertukaran ion dalam tanah
7. meningkatkan keanekaragaman mikroba tanah
8. menekan pertumbuhan penyakit pada tanaman
9. menghemat penggunaan pupuk kimia
10. meningkatkan pertumbuhan plankton di tambak
11. media untuk filter biologis gas buang
12. mengurangi ongkos transportasi sampah
13. memperpanjang umur dan memperkecil masalah tempat pembuangan akhir (TPA)

Proses perubahan sampah jadi kompos
Sampah organic secara alami diurai oleh berbagai mikroba / jasad renik seperti bakteri, jamur, aktinomycetes, dsb. Proses penguraian berlangsung secara aerob / butuh oksigen. Senyawa-senyawa komplek diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti karbohidrat diolah jadi glukosa dsb. Senyawa-senyawa sederhana itu merupakan sumber makanan bagi mikroba sehingga mikroba akan bertambah jumlahnya dengan cepat. Secara alamiah saat penguraian berlangsung akan timbul panas dari reaksi kimia proses metabolisme sampah. Suhunya bisa mencapai 70 derajat celcius. Pencapaian suhu yang tinggi sangat penting untuk menjamin produk kompos bebas gulma dan bakteri pathogen seperti Escherichia colli. Dalam waktu kurang lebih 2 minggu komposter berada dalam fase thermofilik, dengan mikroba jenis thermofilik yang bekerja optimal di suhu 70 derajat celcius. Untuk menjaga kelangsungan hidup mikroba yang membantu proses pembuatan kompos, sampah perlu di bolak balik untuk melancarkan aerasinya / pertukaran udaranya.
Sampah juga perlu disiram air untuk menjaga kelembabannya, agar mikroba cukup air. Penyiraman tidak boleh berlebihan, karena akan menutup pori-pori sampah sehingga udara tidak dapat masuk. Kadar air dijaga 60% saja, tidak sampai menetes.

Sejalan dengan menipisnya ketersediaan makanan, pertumbuhan dan perkembangan mikroba juga menurun, sehingga suhunya perlahan-lahan menurun. Dalam fase ini kelompok mikroba yang dominant adalah mikroba mesofilik, yaitu yang hidup pada suhu dibawah 45 derajat celcius. Pada minggu ke lima dan keenam suhu menurun menuju suhu udara 30-32 derajat celcius. Saat itulah penguraian sampah menjadi materi yg relatif stabil yang disebut dengan kompos.

Untuk mendapatkan kompos yang halus perlu dilakukan pengayakan. Kompos yang kasar bisa dipakai sebagai starter / activator untuk pembuatan kompos skala rumah tangga, karena mengandung mikroba tanah.

Jadi pengomposan adalah proses peruraian sampah organic oleh mikroba menjadi bakteri yang stabil seperti humus dalam keadaan aerob dan dalam kondisi terkendali.

Faktor yang mempengaruhi pengomposan :
Pengomposan membutthkan lingkungan yang optimal untuk mempercepat prosesnya.
Factor yang mempengaruhi pengomposan :
1. perbandingan C dan N
Apapun jenisnya, sampah organic rumah tangga yg akan dikomposkan sebaiknya memiliki perbandingan unsure karbon (C) dan nitrogen (N) sebanyak 30. jika rasionya tinggi maka proses pengomposan akan berjalan lambat. Tapi jika rasionya rendah maka akan dihasilkan gas ammonia yang berbau menyengat sebagai pelepasan gas yang mengandung N. Unsur C bagi mikroba diperlukan sebagai sumber energi, unsure N dibutuhkan untuk perkembang biakkanya. Sampah hijau adalah sampah yang kandungan N nya tinggi, sedangkan sampah cokelat kandungan C nya tinggi. Dalam praktek pengomposan oleh karena kita sering memperhitungkan volume maka kita bisa mencampur sampah hijau dengan sampah cokelat dengan perbandingan 2:1.
Sampah hijau : sampah dapur, sayur-sayuran, buah-buahan, daun segar, potongan rumput, kotoran ternak.
Sampah cokelat : daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam padi, kertas kulit jagung, jerami.

2. kelembaban
kelembaban yang optimal sekitar 60%, kelembaban tersebut dapat dirasakan tangan yaitu seperti busa yang habis diperas airnya, basah tapi tidak menetes. Untuk menyiram kompos sebaiknya tidak menyiram menggunakan air yang mengandung kaporit / klorin. Jika kelembaban terlalu tinggi, ruang antar partikel sampah akan tertutup sehingga udara tidak bisa masuk, dann mengakibatkan aktivitas bakteri aerob terhambat, dan meningkatkan aktivitas bakteri anaerob yang mengakibatkan pembusukkan. Untuk mengatasi permasalahan terlalu tingginya kelembaban, kita bisa menambahkan serbuk gergaji.

3. aerasi
pengomposan dengan bakteri aerob memerlukan udara segar. Kurang lancarnya pertukaran udara akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas mikroba anaerob yang mengurai sampah secara lambat dan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk. Untuk memperlancar ketersediaan oksigen, sebaiknya dindind-dinding komposter diberi lubang. Seminggu sekali untuk komposter sampah kebun minimal diaduk / dibalik 1 kali, untuk komposter rumah tangga dengan keranjang takakura setiap memasukkan sampah baru harus diaduk.

4. suhu
proses pengompsan oleh mikroba akan menghasilkan energi dalam bentuk panas. Suhu optimal mikroba bisa bekerja dengan baik antara suhu 40-50 derajat celcius. Suhukomposter dalam 2 minggu pertama berada di atas 50 derajat celcius. Temperature akan menurun perlahan-lahan sejalan dengan menurunnya aktivitas mikroba.

5. pH / derajat keasaman
pada awal proses pengomposan kondisi pH cenderung menurun kearah asam karena pembentukkan asam organic sederhana. Beberapa hari kemudian pH akan naik agak basa, akibat adanya peruraian protein dan pelepasan ammonia. Kondisi yang terlalu asam kurang akan menghambat pemanasan suhu tumpukkan. Kondisi optimum pH adalah 7 atau diantara 5-8.

6. ukuran partikel
ukuran partikel akan mempengaruhi aerasi dan efektivitas luas permukaan partikel akan diuraikan oleh mikroba, semakin kecil ukuran, semakin luas bidang yang tersedia untuk diuraikan mikroba sehingga mempercepat pengomposan. Tapi ukuran partikel terlalu kecil juga akan menghambat pertukaran udara karena ruang antar partikel menjadi sempit.

7. ukuran wadah
ukuran ideal komposter adalah 1m x 1m x 1m. dengan ukuran ini dapat dipertahankan suhu dan kelembabannya, serta dapat memberi kesempatan udara segar masuk ke bagian tengah tumpukkan. Ada berbagai macam wadah yang bisa digunakan sebagai komposter. Untuk pembuatan kompos skala rumah tangga bisa menggunakan keranjang takakura yang dilengkapi bantalan berisi sekam padi atau sabut kelapa diletakkan bagian bawah serta diatas bahan yang dikomposkan untuk memberi ruang.
Gambar : (1) keranjang takakura, (2) komposter berjajar, (3) komposter dengan pemutar.

8.activator
berbagai mikroba secara alamiah telah ada dalam semua sampah organic yang dikomposkan, penggunaan activator hanya untuk mempercepat proses. Activator bisa berupa effectivitas microorganism yang diproduksi pabrik biasanya mengandung berbagai jenis bakteri genus Lactobacillus, Actinomycetes dan jamur Saccaromyces. Activator alami bisa digunakan kotoran ternak, kotoran ayam serta top soil (lapisan tanah paling atas yang gembur). Pada pengomposan skala rumah tangga dengan keranjang takakura aktoivator bisa berupa kompos yang sudah jadi, diisikan sepertiga bagian sebelum diberi bahan-bahan yang dikomposkan.

Bahan yang baik untuk dikomposkan : potongan rumput, daun-daunan, sisa tanaman, sisa makanan, kotoran ternak, jerami, bubuk kopi, serbuk gergaji, serbuk teh.

Bahan yang tidak baik untuk dikomposkan : daging, ikan, susu, lemak, keju, makanan yang berbahan susu, tulang, kotoran manusia kucing atau anjing, abu, ranting pohon, kaleng, plastic, materi yang mengandung limbah B3, kaca, tanaman yang bergulma, potongan kayu.

Tahap-tahap pengomposan :
1. Siapkan bahan coklat dan hijau dengan perbandingan 1 : 2, perkecil ukurannya
2. siapkan komposternya dengan melapisinya dengan kardus bekas . karung goni supaya udara masih bisa lewat celah-celah yang ada di dinding computer
3. siapkan activator berupa EM4/RM1 dan cairan gula merah (dari bahan ½ kg gula merah dilarutkan dalam 1 L air). Cairan gula merah berguna untuk mengaktifkan mikroba dalam EM4/RM1
4. aduk semua bahan hingga tercampur rata, kemudian siram dengan air yang sudah diberi aktovator. Untuk 10 kg bahan kurang lebih diperlukan activator EM4/RM1 sebnyk 1 tutup botol aqua + 1 tutup botol aqua cairan gula.
5. masukan dalam komposter dan tutup dengan tutup yang berpori seperti karung goni . kardus bekas
6. minimal seminggu sekali bahan yang dikomposkan dikeluarkan, dibolak-balik dan disiram air jika kelembabannya kurang, kelembabn dijaga tetap 60%.
7. pada minggu ke 7 atau ke 8 kompos diayak dan dipacking, kadar airnya sebaiknya masih 30%, dengan tanda digenggam tangan masih menggumpal.

Ciri-ciri kompos bagus : sudah matang
1. tidak berbau / berbau seperti tanah
2. warna hitam kehitaman
3. suhunya 30 derajat celcius
4. tidak menyerupai bahan awal
5. mengandung air kurang lebih 30%
6. jika dilarutkan dalam air air tetap relative jernih, tidak ada bahan yang mengambang